5 Ilmuwan Islam yang Layak Disebut Islamic Technopreneur, Sudah Kenal?
5 Ilmuwan Islam yang Layak Disebut Islamic Technopreneur, Sudah Kenal?

Pada masa lampau, Islam melahirkan banyak sekali ilmuwan hebat yang berhasil memadukan prinsip Syariah dan keunggulan teknologi. Beberapa dari mereka layak menyandang predikat sebagai Islamic Technopreneur yang berkontribusi besar dalam mengembangkan teknologi dan inovasi yang sejalan dengan nilai-nilai Islam.

 

Siapa saja mereka? Berikut 5 di antaranya!

 

1. Abbas ibn Firnas

 

Abbas ibn Firnas (810-887 M) merupakan seorang polymath (ahli di berbagai bidang) dari masa Keemasan Islam. Ia dilahirkan di Izn-Rand Onda, dekat kota Ronda di selatan Spanyol, yang pada saat itu merupakan bagian dari Kekhalifahan Umayyah.

 

Beliau memiliki andil dalam berbagai bidang, termasuk astronomi, matematika, optik, dan mekanik.

 

Namun, yang paling terkenal dari Abbas ibn Firnas adalah kontribusinya dalam bidang penerbangan. Ia dikatakan telah melakukan penerbangan pertama di dunia dengan membuat jubah yang dilapisi dengan bulu burung, kemudian melompat dari menara tinggi dan terbang selama beberapa saat sebelum mendarat dengan selamat.

 

Ia juga membuat mesin terbang pertama di dunia yang terbuat dari kayu dan kain. Sayangnya, mesin terbang tersebut gagal dalam pendaratan sehingga ia mengalami cedera yang cukup serius.

 

2. Al-Jazari

 

Al-Jazari (1136-1206 M) adalah seorang insinyur, penemu, sekaligus penulis. Dia lahir di Jazirat ibn Umar, sebuah kota kecil di sebelah timur laut wilayah Irak saat ini.

 

Dirinya terkenal karena karyanya di bidang mesin dan otomasi. Salah satu karya fenomenalnya, yaitu "Kitab al-Hiyal" (The Book of Ingenious Devices) memuat berbagai gambar dan penjelasan rinci tentang 50 alat mekanik, termasuk jam air, mesin uap, mesin giling, dan mesin pengangkat air.

 

Karya-karya Al-Jazari memengaruhi pengembangan teknologi dan otomasi di dunia Islam maupun Eropa selama berabad-abad kemudian.

 

3. Al-Khawarizmi

 

Bapak Aljabar. Itulah gelar yang melekat pada seorang matematikawan, astronom, dan ahli geografi dari Persia yang hidup pada abad ke-9 dan 10 Masehi, Al-Khawarizmi.

 

Beliau lahir sekitar tahun 780 di daerah Khawarizm, yang berada di wilayah Uzbekistan.

 

Al-Khawarizmi memiliki saham besar dalam pengembangan bidang matematika dan ilmu pengetahuan lainnya. Karyanya yang terkenal, Al-Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabala, merupakan buku pertama yang menguraikan konsep aljabar dan memberikan teknik-teknik yang digunakan dalam pemecahan persamaan matematika. Beliau pula yang pertama kali menggunakan huruf dan simbol untuk merepresentasikan variabel dan persamaan.

 

4. Jabir ibn Hayyan

 

Jabir ibn Hayyan atau dikenal sebagai Bapak Kimia Islam menjadi salah satu tokoh terpenting dalam sejarah ilmu kimia. Banyak karya tulisnya yang masih dipelajari hingga saat ini.

 

Lahir pada sekitar tahun 721 di wilayah Kufah, nama Jabir ibn Hayyan semakin populer karena berhasil memperkenalkan banyak teknik dan alat yang kini digunakan dalam laboratorium kimia modern, seperti alat destilasi dan sublimasi serta teknik penggantungan reaksi kimia dalam retort.

 

Beliau juga menemukan teknik pengolahan logam yang sangat inovatif serta beragam senyawa kimia, termasuk asam sulfat, asam nitrat, dan asam klorida.

 

5. Ibn Al-Haytham

 

Ilmuwan dari Persia yang hidup pada abad ke-10 ini dikenal sebagai salah satu tokoh terkemuka dalam sejarah ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang optik.

 

Ibn al-Haytham lahir pada sekitar tahun 965 di kota Basra, Irak. Beliau menjadi pelopor berbagai konsep penting dalam optik, antara lain refleksi, refraksi, dan dispersi cahaya.

 

Dirinya juga menulis banyak karya tulis tentang optik, termasuk "Kitab al-Manazir" atau "Buku Optika" yang menjelaskan prinsip-prinsip optik dan pengaruhnya terhadap pandangan manusia.

 

Karyanya dalam bidang optik dan ilmu pengetahuan lainnya sangat berpengaruh hingga saat ini.

 

Karya-karya dari para tokoh Islamic Technopreneur di atas terus diapresiasi hingga saat ini. Mereka memberikan inspirasi bagi generasi selanjutnya untuk mengembangkan teknologi dan inovasi seraya mempertimbangkan nilai-nilai Islam yang mengedepankan kebaikan bagi umat manusia.



Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)